welcome to my blog

Selasa, 10 Mei 2011

PENATALAKSANAAN DIET PADA IBU HAMIL DENGAN PREEKLAMSI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Preeklampsia (PE) merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya insufisiensi plasenta yang dapat mengakibatkan hipoksia ante. Dan intrapartum, pertumbuhan Janin terhambat dan persalinan premature.prognosisi Janin ditentukan oleh kondisi Ibu, dan pengaruh buruk dari PE serta tindakan pengobatan terhadap penyakit tersebut. PE merupakan salah satu penyebab angka kesakitan dan kematian Ibu dan Janin yang cukup tinggi di Indonesia.pada penelitian terdahulu di RSUD Drs. Pringadi Medan. Tobing (1993) melaporkan angka kematian ibu penderita PE berat dari tahun 1989-1993 adalah 2,1% Tobing (1995), sedangkan Simanjuntak (1999) melaporkan angka kejadian PE berat dari tahun 1933-1997 adalah 4.65% dengan CFR (Case Fatality rate) Ibu Penderita PE berat yang meningkat hingga 5.10%.
Penyebab penyakit ini belum di Ketahui secara pasti, sehingga pengobatannya masih bersifat siptomatis,empiris dan terutama ditujukan untuk mencegah terjadinya kejang serta menurunnya tekanan darah.
Belum ada protocol pengobatan yang terbukti efektif, un tuk meningkatkan ferfusi dan fungsi plasenta yang bermanfaat bagi pertumbuhan janin, sehingga kematian prenatal pada penderita PE lebih tinggi 3-5 kali dibandingkan dengan kehamilan normal. Peningkatan kematian perinatal selian dipengaruhi oleh beratnya hipertensi akan meningkat menjadi 11 kali lebih tinggi bila disertai proteinuria.

B. Tujuan Penulisan
Berdasarkan uraian diatas adapun tujuan dari penulisan Makalah iniyaitu adalah :
- Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Preeklampsia
- Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan preeklamsia
- Untuk mengetahui klasifikasi Preeklampsia
- Untuk mengetahui gejala Preeklampsia
- Untuk mengetahui cara pencegahannya
- Untuk mengetahui diet untuk Ibu hamil dengan preeklamsia

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Preeklampsia
Preeklampsia (Pre-eklam-si-a) atau toxemia, adalah suatu ganguan yang muncul pada masa kehamilan,umumnya terjadi pada usia kehamilan diatas 20 minggu.preklampsia dikeluargannya. Resiko lebih tinggi terjadi pada wanita yang memiliki banyak anak, ibu hamil usia remaja, dan wanita hamil diatas usia 40 tahun. Selain itu,wanita dengan tekanan darah tinggi atau memiliki ganguan ginjal sebelum hamil juga beresiko tinggi mengalami preeklamsia.
B. Etiologi
Sampai saat ini, etiologi pasti dan preeklamsia/eklamplia belum diketahui. Ada beberapa teori mencoba menjelaskan perkiraan etiologi dan kelainan tersebut diatas, sehingga kelainan ini sering dikenal sebagai the diseases of theory.
Adapun teori-teori tersebut antara lain:
Peran Prostasiklin dan Tromboksan
Pada Preeclamsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler, sehingga terjadi penurunan produksi prostasiklin (PGI 2) yang pada kehamilan normal menigkat, aktivasi penggupalan dan fibrinolis, yang kemudian akan diganti dengan trombin dan plasmin. Trobin akan mengkomsumsi antitrombin III sehingga terjadi depsit fibrin, aktivasi trombosit menyebabkan pelepasan tromboksan (TxA2) dan serotonim,sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan endotel.



Peran faktor Imuunologis
Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbul lagi pada kehamilan berikutnya. Hal ini dapat diterangkan bahwa pada kehamilan pertama pembentukan blobking antibodies terhadap antigen plasenta titik sempurna, yang semakin sempurna pada kehamilan berikutnya. Fierlie F.M (1992) mendapatkan beberapa data yang mendukung adanya system imun pada Penderita Preeklampsia. Beberapa wanita dengan Preeklampsia mempunyai kompleks imun dan serum, Beberapa studo juga mendapatkan adanya aktivasi system komplemen pada Preeklampsia diikuti dengan proteinuri, Stirat (1986) menyimpulkan, meskipun ada beberapa pendapat menyebutkan bahwa system imum, humeral dan aktivasi komplemen terjadi pada Preeklampsia, tetapi tidak ada bukti bahwa sistem imunologi bisa menyebabkan Preeklampsia Faktor Genetik / Familial 4.5.
Beberapa bukti yang menunjukan peran faktor genetic pada kejadian Preeklampsia antara lain : Preeklampsia hanya terjadi pada manusia.
Terdapat kecenderungan meningkatnya frekuensi Preeklampsia pada anak-anak dan Ibu yang menderita Preeklampsia.
Kecenderungan meningkat frekuensi Preeklampsia pada anak dan cucu ibu hamil dengan peran Renin-Angiotensin-Aldosteron sistem (RAAS)

C. Perubahan Patologi
Perubahan patologis berbagai orgam petning dijabarkan sebagai berikut :
1. Perubahan Hati
o Perdarahan yang teratur
o Tejadi nekrosis, trombosis pada lobus hati
o Rasa nyeri di epigastrium karena perdarahan suhkapsuier.
2. Retina
o Spasme arteriol,edema sekitar discus optikus
o Abiasio retina (lepasnya retina)
o Menyebabkan penglihatan kabur
D. Klasifikasi Pre-eklampsia
Pre-eklampsia digolongkan ke dalam Pre-eklampsia ringan dan pre-eklampsia berat dengan gejala dan tanda sebagai berikut :
Pre-eklampsia ringan
1. Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interfal pemeriksaan 6 jam
2. Tekanan darah diastolik 90 atau kenaikan 15 mm Hg dengan interval pemeriksaan 6 jam
3. Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu
4. Proteinunia 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif plus I sampai 2 pada urin keteter atau urin aliran pertengahan.
Pre-eklampsia berat
Bila salah satu diantara gejala atau tanda diketemukan pada ibuhamil sudah dapat digolongkan Pre-eklampsia berat :
1. Tekanan darah 160/110 mm Hg
2. Oligonia, urin kurang dan 400 cc/24 jam.
3. Proteinuria lebih dan 3 gr/liter
4. Keluhan subjektif :
 Nyeri epigastrium
 Gangguan penglihatan
 Nyeri kepala
 Oedema paru dan sianosis
 Gangguan kesadaran
5. Pemeriksaan :
 Kadar enzim hati meningkat disertai ikterus
 Pendarahan pada retina
 Trombosis kurang dan 100.000/mm
Peningkatan gejala dan tanda Pre-eklampsia berat memberikan petunjuk akan terjadi eklampsia, yang mempunyai prognosa buruk dengan angka kematian maternal dan janin tinggi.
E. Dasar Diagnosis Pre-Eklampsia
Kejadian Pre-eklampsia dan eklampsia sulit di cegah, tetapi diagnosis dini sangat menentukan kelahiran janin. Pengawasan hamil sangat penting karena Pre-eklampsia berat dan eklampsia merupakan penyebab kematian yang cukup tinggi, terutama di negara berkembang. Diagnosis ditetapkan dengan dua dari tiga pre-eklampsia yaitu kenaikan berat badan-edema, kenaikan tekanan darah, dan terdapat proteinuria.

F. PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSA
1. Pemeriksaan antropometri
- Berat badan
- Tinggi badan
- LILA
2. PemeriksaanFisik
- PengukuranTD
- Pernapasan
- Suhu
- Nadi
3. Pemeriksaan Lab.
- Analisisprotein dalam urin
- Pemeriksaan hematologik(Hematokrit,Jumlah trombosit)
- Pemeriksaan fungsi hati(bilirubin, protein serum)
- Pemeriksaanfungsi ginjal(Areum dan kreatin)
4. Pemeriksaan Klinis :
- Pemeriksaan Oedema
- Pemeriksaan Hypertensi
- Pemeriksaan Urine
G. Gejala
Gejala terjadinya preklamsia adalah naiknya tekanan darah (hipertensi) dan kadar protein dalam urin yang berlebihan (proteinuria),setelah kehamilan mencapai 20 minggu. Kelebihan protein akan mempengaruhi kerja ginjal. Gejala lain yang bisa terjadi, antara lain :
- Sakit kepala
- Masalah penglihatan, termasuk kebutaan sementara, pandangan buram dan lebih sensitif pada cahaya/silau.
- Nyeri perut bagian atas, biasanya dibawah rusuk sebelah kanan
- Muntah
- Pusing
- Berkurangnya volume urin.
- Beratnya badan yang naik secara cepat, biasanya diatas 2 Kg perminggu
- Pembengkakan (edema) pada wajah dan tangan, sering menyertai pre-eklamsia
- Walau tidak selalu, sebab edema kerap terjadi pada kehamilan yang normal.
H. PENYEBAB
Pre-eklamsi dulunya dikenal sebagai toksemia, karena diperkirakan adanya racun dalam aliran darah ibu hamil. Meski teori sudah dibantah, tetapi penyebab preeklamsia hingga kini belum diketahui. Penyebab lain yang diperkirakan terjadi, adalah :
- Kelainan aliran darah menuju rahim
- Kerusakan pembuluh darah
- Masalah dengan sistim ketahanan tubuh
- Diet atau konsumsi makanan yang salah

I. Faktor Resiko
Preeklamsia untuk Ibu dan Bayi
- Pada Ibu
a. Sejarah preklamsia. Ibu hamil dengan sejarah keluarga menderita preeklamsia akan meningkatkan resiko ikut terkena preeklamsia, berisiko tinggi mengalami keguguran, gagal ginjal akut, pendarahan otak, pembekuan darah intravascular, pembengkakan paru – paru, kolaps pada sistem pembuluh darah, dan eklampsia yaitu gangguan tahap lanjutan yang ditandai dengan serangan toxemia bisa berakibat sangat serius bagi ibu dan bayinya.
b. Kehamilan pertama. Di kehamilan pertama, risiko mengalami preeklamsia jauh lebuh tinggi.
c. Usia. Ibu hamil berusia di atas 35 tahun akan lebih besar risikonya menderita prekiamsia.
d. Obesitas. Preekiamsia lebih banyak menyerang ibu hamil yang mengalami obesitas.
e. Kehamilan kembar. Mengandung bayi kembar juga meningkatkan risiko preeklamsia.
f. Kehamilan dengan diabetes. Wanita dengan diabetes saat hamil memiliki risiko preekiasia seiring perkembangan kehamilan.

- Pada bayi, preeklampsia mencegah placenta (jalur penyaluran udara dan makanan untuk darah yang cukup, sehinggabayi bisa kekurangan oksigen(hypoxia) dan makanan. Hal ini dapat menimbulkan rendahnya bobot tubuh bayi ketika lahir dan juga menimbulkan masalah lain pada bayi, seperti kelahiran prematur sampai dengan kematian pada saat kelahiran(perinatal death).
Tetapi banyak wanita penderita preeklampsia tetap melahirkan bayi yang sehat. Hal ini karena preeklampsia dapat diteteskan lebih awal apabila calon ibu rajin merawat kehamilannya.

J. Penanganan Pre-eklampsia
Penanganan pre-eklampsia bertujuan untuk menghindari kelanjutan menjadi eklampsia dan pertolongan kehidanan dengan melahirkan janin dalam keadaan optimal dan bentuk pertolongan dengan trauma minimal.
Pada Pre-eklamsia ringan penanganan simtomsis dan berobat jalan dengan memberikan :
1. Sedativa ringan.
• Phenobarbital 3 x 30 mgr
• Valium 3 x 10 mgr

2. Obat Penunjang
• Vitamin B. Kompleks
• Vitamin C atau Vitamin E
• Zat besi
3. Jadawal pemeriksaan hamil dipercepat dan diperketat
Petunjuk untuk segera memasukkan penderita ke rumah sakit atau merujuk penderita perlu memperhatikan hal berikut :
1. Bila tekanan darah 140/90mm Hg atau lebih
2. Protein dalam urin I plus atau lebih
3. Kenaikkan berat I ½ kg atau lebih dalam seminggu
4. Edama bertambah dengan mendadak
Penanganan pada Preeklampsia berat :
a. Diberi Sedativa yang kuat untuk mencegah timbulnya kejang-kejang.
b. Apabila sesudah 12-24 jam bahaya akut tidak dapat diatasi maka dapat di pikirkan cara untuk mengakhiri kehamilan. Tindakan ini perlu untuk mencegah seterusnya bahaya Eklampsia.

K. PENATALAKSANAAN DIET PADA IBU HAMIL Dengan PRE-EKLAMSIA
a. Definisi diet
Diet diartikan sebagai susunan makanan sehari – hari. Diet sesorang bergantung pada kebutuhan bagi tubuhnya, sedangkan kebutuhan tersebut bergantung pada aktivitas dan kondisi orang yang bersangkutan.
b. Tujuan Diet pada Preeklamsia
1. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal
2. Mencapai dan mempertahankan tekanan darah agar tetap normal
3. Mencapai keseimbangan nitrogen
4. Mencegah dan mengurangi retensi garam
5. Menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal
6. Mengurangi dan mencegah timbulnya faktor resiko lain atau penyakit lain pada saat kehamilan atau setelah melahirkan.
c. Prinsip Diet
Diet Preeklampsia I
Diberikan pada Preeklampsia berat :
a. Makanan diberikan dalam bentuk cair terdiri dari susu dan sari buah.
b. Diet ini hanya diberikan 1-2 hari.
Diet Preeklampsia II
Diberikan pada Preeklampsia sedang
a. Makanan dalam bentuk saring atau lunak.
b. Diet rendah garam I
Diet Preeklampsia III
Diberikan pada Preeklampsia ringan
a. Mengandung protein tinggi
b. rendah garam
d. Syarat diet pada PreEklamsia
Diet Preeklampsia I
Diberikan pada Preeklampsia berat :
a. Energi 1032 Kkal
b. Protein 19 gr
c. Lemak 19 gr
d. Karbohidrat 211 gr
e. Kalsium 600 gr
f. Besi 6,9 mg
g. Vitamin A 750 (IU)
h. Vitamin C 283 mg
i. Natrium 267 mg
Diet Preeklampsia II
Diberikan pada Preeklampsia sedang
a. Energi 1604 Kkal
b. Protein 44 gr
c. Lemak 44 gr
d. Karbohidrat 261 gr
e. Kalsium 500 gr
f. Besi 17,3 mg
g. Vitamin A 2796 (IU)
h. Vitamin C 199 mg
i. Natrium 362 mg
Diet Preeklampsia III
Diberikan pada Preeklampsia ringan
a. Energi 2128 Kkal
b. Protein 63 gr
c. Lemak 63 gr
d. Karbohidrat 305 gr
e. Kalsium 800 gr
f. Besi 24,2 mg
g. Vitamin A 3035 (IU)
h. Vitamin C 199 mg

e. Bahan makanan yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan
Makanan yang dianjurkan :
1. Roti panggang, biskuit, nasi, krekers, dan popcorn
2. Buah segar dan sari buah
3. Susu, teh, kaldu yang tidak berlemak, jus jeruk
4. Ikan, telur, tempe, tahu, sedikit daging
5. Sayur – sayuran seperti : Bayam, wortel, buncis, kacang panjang.
Makanan yang tidak dianjurkan :
1. Bahan makanan dan minuman yang mengandung alkohol, kafein, seperti : minuman keras, kopi dan rokok.
2. Bahan makanan yang mengandung zat tambahan seperti : pengawet, pewarna, dan bahan penyedap.
3. Makanan yang mengandung lemak tinggi dan berminyak seperti : mentega, daging babi asin, kue kering.
4. Makanan yang menimbulkan gas seperti : brokoli, kol, bawang, nangka, nenas, dan kacang kering.

f. Contoh menu seimbang untuk Ibu hamil dengan pre-eklamsia
Pagi Siang Malam
Nasi
Telur dadar
Susu
Apel, jeruk

Pukul 10.00
Bubur kacang ijo
Susu Nasi
Ikan bakar
Sayur asam
Tempe bacem
Apel
Pukul 16.00
Susu
Sari buah Roti+nasi
Ayam goreng
Pisang
Sayur sup

Pukul 21.00
Telur ½ masak
Puding (agar-agar)


g. Kebutuhan gizi sehari Ibu hamil dengan pre-eklamsia
Preeklampsia I
Diberikan pada Preeklampsia berat :
Energi 1032 Kkal
Protein 19 gr
Lemak 19 gr
Karbohidrat 211 gr
Kalsium 600 gr
Besi 6,9 mg
Vitamin A 750 (IU)
Vitamin C 283 mg
Natrium 267 mg
Preeklampsia II
Diberikan pada Preeklampsia sedang
Energi 1604 Kkal
Protein 44 gr
Lemak 44 gr
Karbohidrat 261 gr
Kalsium 500 gr
Besi 17,3 mg
Vitamin A 2796 (IU)
Vitamin C 199 mg
Natrium 362 mg



Preeklampsia III
Diberikan pada Preeklampsia ringan
Energi 2128 Kkal
Protein 63 gr
Lemak 63 gr
Karbohidrat 305 gr
Kalsium 800 gr
Besi 24,2 mg
Vitamin A 3035 (IU)
Vitamin C 199 mg
h. Hal-hal penting yang harus diperhatikan oleh ibu hamil dengan Preeklampsia
1. Garam dalam makanan dikurangi
2. Lebih banyak istrahat
3. Segera datang memeriksa diri, bila terdapat gejala sakit kepala, mata, kabur, edama mendadak atau berat badan naik, pernapasan semakin sesak, nyeri pada epigastrium, kesadaran makin berkurang, gerak janin melemah dan berkurang, pengeluaran urin berkurang.
4. Mengkonsumsi makanan beragam, bergizi, dan berimbang.
5. Hindari makanan yang mengandung lemak tinggi.
6. Hindari merokok dan minum minuman keras.
7. Kurangi bahan makanan yang mengandung zat pewarna, pengawet, dan bahan penyedap.

BAB III
KESIMPULAN

Dari makalah ini dapat di simpulkan bahwa pre-eklamsia merupakan salah satu faktor penyebab utama kematian maternal dan perinatal yang tinggi, karena pre-eklamsi merupakan komplikasi dari hipertensi yang di sertai protein urine dan oedema setelah umur kehamilan 20 minggu
Oleh karena itu sebaiknya dilakukan pencegahan agar tidak terjadi pre-eklamsi, salah satunya adalah dengan cara menyusun menu simbang untuk diet Ibu hamil dengan preeklamsia.

DAFTAR PUSTAKA

 Prohardjo,Sarwono.Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Jakarta. 2007
 Peath Francin Erra. Gizi Dalam Keseharian :Reproduksi : Buku Kedokteran. EGC. 2004
 Buku Obstetric Patologi 1982
 www. Geogle.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar